https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/issue/feed GARDU : Jurnal Sosiologi Agama 2023-11-08T13:40:38+07:00 Open Journal Systems <p>GARDU : Jurnal Sosiologi Agama</p> https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/11 Strategi Pemanfaatan Lapo Tuak Sebagai Ruang Publik dalam Kampanye pemilihan Kepala Desa Jumateguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi 2023-09-14T13:20:00+07:00 Monica Purba Monica monicapurba54321@gmail.com <p><strong><em>ABSTRACT </em></strong><br><em>This study aims to describe the strategy for utilizing palm wine as a scope for the election campaign for the head of Jumateguh Village, Siempat Nempu District, Dairi Regency. The research method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques of interviews and documentation studies. The strategy or method used by the candidate for village head in winning the village head of Jumateguh in utilizing lapo tuak: Determining Lapo Tuak as a strategic campaign scope Lapo Tuak is a very strategic place in conducting campaigns, determining the timeframe for approaching the community, determining objectives to be achieved, determine the campaign theme as an introduction technique for village head candidates in lapo tuak, apply social capital strategies in lapo tuak, build good relations between political actors in lapo tuak, provide information about Vision and Mission, work programs and strategies in lapo tuak.</em><em>Keywords: Lapo tuak, Public Space, Jumateguh Village Head Winning Strategy</em></p> <p><strong><em>ABSTRAK </em></strong><br><em>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pemanfaatan lampu tuak sebagai ruang lingkup dalam kampanye pemilihan kepala desa jumateguh kecamatan siempat nempu kabupaten dairi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara, dan studi dokumentasi. Strategi atau cara yang dilakukan calon kepala desa dalam pemenangan kepala desa Jumateguh dalam memanfaatkan lapo tuak: Menentukan Lapo tuak sebagai ruang lingkup kampanye yang strategis lapo tuak adalah tempat yang sangat strategis dalam melakukan kampanye, menentukan jangka waktu dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat, menentukan tujuan yang hendak dicapai, menentukan tema kampanye sebagai teknik perkenalan calon kepala desa di lapo tuak, menerapkan strategi modal sosial di lapo tuak, membangun hubungan yang baik antara para pelaku politik di lapo tuak, memberikan informasi mengenai Visi Misi, program dan strategi Kerja di lapo tuak.</em><br><em>Kata Kunci: Lapo tuak, Ruang Publik, Strategi Pemenangan Kepala Desa Jumateguh</em></p> <p>&nbsp;</p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/21 PERUBAHAN SOSIAL REMAJA AKIBAT PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DI DESA SITINJO KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI 2023-11-08T13:40:38+07:00 Sariani Dame Tamba sarianiparna16@gmail.com <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>This study aims to find out how the social conditions of adolescents were before the use of social media and social changes in adolescents due to the use of social media in Sitinjo Village, Sitinjo District, Dairi Regency in 2022. This research uses descriptive qualitative research with a case study approach. The results of the study show that the use of social media results in social changes in adolescents such as the eroding spirit of togetherness, the attitude of caring for the environment also decreases. Technological advances in the form of the presence of social media also have an impact on the lives of adolescents in the form of lifestyle changes, dependency, dislike of socializing, hedonism, and what most often occurs is the day to night culture. The presence of social media causes a decrease in adolescent good behavior. One of them is that teenagers forget culture, feel culture is not important anymore, forget their mother tongue and what is most disappointing is that teenagers become impolite and their speech gets out of control.</em></p> <p><em>Keywords: Social Change, Social Media, Youth, Dairi.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial remaja sebelum penggunaan media sosial serta perubahan sosial remaja akibat penggunaan media sosial di Desa Sitinjo Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi tahun 2022. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sosial media mengakibatkan perubahan sosial remaja seperti tergerusnya jiwa solidaritas, sikap peduli terhadap lingkungan juga sudah menurun. Kemajuan teknologi berupa kehadiran media sosial juga memberikan dampak kepada kehidupan remaja berupa perubahan gaya hidup, ketergantungan, tidak suka bergaul, hedonisme, dan yang paling sering terjadi adalah budaya siang menjadi malam. Hadirnya media sosial menimbulkan kemerosotan perilaku baik remaja. Salah satunya ialah remaja menjadi lupa budaya, merasa budaya tidak penting lagi, lupa dengan bahasa ibu dan yang paling mengecewakan ialah remaja menjadi tidak sopan dan bicaranya sudah tidak terkontrol.</p> <p>Kata Kunci: Perubahan Sosial, Sosial Media, Remaja, Dairi. </p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/20 AKULTURASI BUDAYA AKIBAT PERNIKAHAN ANTAR ETNIS NIAS-BATAK TOBA DI KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA T.P 2022/2023 2023-11-04T10:43:56+07:00 Nella Pasaribu pasaribunella123@gmail.com Sudirman Lase sudirmanlase23@gmail.com <p><strong><em>ABSTRA</em></strong><strong><em>CT</em></strong></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><em>This thesis discusses the cultural acculturation as a result of Nias-Batak Toba inter-ethnic marriage in Tarutung District, North Tapanuli Regency. The main problem or the formulation of the problem in this thesis is how is cultural acculturation due to marriage between Nias-Batak Toba ethnicities from cultural elements which include language, livelihood systems, kinship or organizational systems, and religion in Tarutung District, North Tapanuli Regency. The aim of this study was to find out how cultural acculturation resulted from marriage between Nias-Batak Toba ethnicities from elements of culture which included language, livelihood systems, kinship or organizational systems, and religion in Tarutung District, North Tapanuli Regency. In this study, the authors used a qualitative research type with a phenomenological approach. The instrument used in this study was the researcher himself with tools in the form of interview guides, cameras, voice recorders and written documents such as books or journals. The results of this study indicate that cultural acculturation due to marriages between Nias-Batak Toba ethnicities occurs through a process of adaptation or assimilation with the local community after mixed marriages.</em></p> <p><em>&nbsp;</em><strong><em>Keywords: Acculturation, culture, marriage.</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>ABSTRAK</em></strong></p> <p><em>Skripsi ini membahas tentang Akultutasi Budaya Akibat Pernikahan Antar Etnis Nias-Batak Toba Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Pokok masalah atau yang menjadi rumusan masalah dalam skipsi ini adalah bagaimana akulturasi budaya akibat pernikahan antar etnis Nias-Batak Toba dari unsur-unsur budaya yang mencakup bahasa, sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan atau organisasi, dan religi di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli utara. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana akulturasi budaya akibat pernikahan antar etnis Nias-Batak Toba dari unsur-unsur budaya budaya yang mencakup bahasa, sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan atau organisasi, dan religi di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli utara. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu berupa pedoman wawancara, kamera, perekam suara dan dokumen tertulis seperti buku atau jurnal. </em><em>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akulturasi budaya akibat pernikahan antar etnis Nias-Batak Toba terjadi melalui sebuah proses adaptasi atau pembauran dengan masyarakat setempa setelah adanya pernikahan campuran. </em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci: Akulturasi, budaya, pernikahan.</em></strong></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/12 MODEL POLA ASUH ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA MILITER USIA 12-16 TAHUN DI ASRAMA KODIM 0210/TU TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA 2023-09-14T18:44:34+07:00 Charina Habeahan charinahabeahan08@gmail.com Sudirman Lase sudirmanlase23@gmail.com <p>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;Abstract</p> <p>The problem in this study is how to model the upbringing of children aged 12-16 years in a military family environment at the Kodim 0210 TU/Tarutung dormitory. This study aims to determine the parenting model for children aged 12-16 years that is applied in the military family environment at the Kodim 0210 TU/Tarutung dormitory.The method used in this research is descriptive method with a qualitative approach, with the presence of researchers as research instruments, with data collection procedures through observation, interviews and documentation. Data analysis used by data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusionsThe results obtained explain that the parenting model for children aged 12-16 years that is applied in the Kodim 0210 TU/Taput dormitory is democratic parenting. All informants use democratic parenting with parents who have a good relationship with children, parents always pay attention to children even to the child's association, parents also give freedom for children to give opinions, parents always advise children and parents do not force their will to children.</p> <p>Keywords: Parenting, Military family</p> <p>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; ABSTRAK</p> <p>Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana model pola asuh anak usia 12-16 tahun di lingkungan keluarga militer di asrama&nbsp; kodim 0210 TU/Taput. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pola asuh anak usia 12-16 tahun&nbsp; yang diterapkan di lingkungan keluarga militer di asrama kodim 0210 TU/Tarutung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan kehadiran peneliti sebagai instrument penelitian, dengan prosedur pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Dari hasil yang diperoleh menjelaskan bahwa model pola asuh anak usia 12-16 tahun yang diterapkan di asrama kodim 0210 TU/Taput adalah pola asuh demokrasi. Keseluruhan informan menggunakan pola asuh yang demokrasi dengan orang tua yang memiliki hubungan yang baik dengan anak, orang tua selalu memperhatikan anak bahkan sampai dengan pergaulan anak, orang tua juga memberikan kebebasan untuk anak memberikan pendapat, orang tua selalu menasehati anak serta orang tua tidak memaksakan kehendaknya kepada anak.&nbsp;</p> <p>Kata kunci: Pola Asuh, Keluarga militer&nbsp;</p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/7 MODERASI BERAGAMA SEBAGAI UPAYA PENGURAI EKSKLUSIVITAS BERAGAMA DAN PENDORONG KOHESI SOSIAL 2023-08-29T14:51:13+07:00 Omta Purba omta.purba@gmail.com <p><em>moderasi beragama telah menjadi diskursus yang semakin sering digaungkan dalam ranah Kementerian Agama secara khusus dan Indonesia secara umum. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan sudut pandang lain dalam mengkaji moderasi beragama yaitu sosiologi. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kajian pustaka yang menunjukan hasil sebagai berikut. Pertama, moderasi beragama sebagai pengurai eksklusivitas dalam lembaga pendidikan. Kedua, moderasi beragama sebagai pendorong kohesi sosial melalui pemanfaatan kearifan lokal dan media digital, serta kontribusi figur individu/ kelompok<strong>. </strong>Pada akhirnya, upaya untuk mengurai ekskluvitas beragama dan sekaligus mendorong keterciptaan kohesi sosial dalam masyarakat harus dilakukan dalam 3 pilar yaitu moderasi berpikir, moderasi bertindak dan moderasi gerakan sesuai dengan arahan inti dari kementerian agama.</em></p> <p>Kata Kunci:<em> moderasi beragama, kohesi sosial, eksklusivitas</em></p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/8 Migrasi Minangkabau Di Tanah Toba, Tarutung Kota 2023-08-29T15:46:38+07:00 Feriel Amelia Sembiring feriel.sembiring@gmail.com <p>Penelitian bertujuan menganalisis sejarah migrasi, sosio-budaya dan ekonomi perantau etnis Minangkabau di Tarutung Kota, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian naralistik dengan pendekatan etnografi karena pada awalnya berikut ini lebih banyak digunakan untuk meneliti bidang antropologi budaya atau yang dipakai untuk meneliti keadaan sekitar seperti kehidupan masyarakat Minangkabau. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan perantau Minangkabau di Tarutung dimulai pada tahun 1930 saat perang Paderi dan pada tahun 1950an perantau etnis Minangkabau memasuki wilayah Tarutung dengan tujuan mengadu nasib dalam hal perekonomian. Masuknya etnis Minangkabau di Tarutung menambah khasanah baru untuk mata pencaharian penduduknya yang sebelumnya hanya petani dan penenun ulos oleh masyarakat penduduk asli. Keselarasan dalam menjalankan ajaran Islam dengan budaya mereka menjadikan perantau etnis Minangkabau tetap memeluk agama Islam walaupun menyatu dengan etnis mayoritas yang beragama Kristen. Rasa persaudaran yang terikat di antara mereka membentuk organisasi yang menjadi sarana untuk menjaga solidaritas dalam hal mempertahankan budaya yang melekat serta untuk tolong menolong anggota perantau etnis Minangkabau dalam hal perekonomian khususnya berdagang.</p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/9 Grounding religious values and worship practices in realizing a healthy lifestyle for ugamo malim adherents 2023-09-09T08:19:36+07:00 Wensdy Sitindaon sitindaonwensdy@gmail.com Entry Welny Sitindaon sitindaonwensdy@gmail.com <p>Environmental and health problems are always a frightening threat because they are related to the level of health in society. Health problems and healthy lifestyles in much literature are analyzed from a medical and economic perspective (social class). Contributions from these two perspectives have contributed greatly to solving health problems. However, there is one core problem that is difficult to resolve due to conditions of economic vulnerability and unawareness of health problems. This certainly encourages health problems to be inclusive so that they reach people from the lower levels. This research provides new information regarding the dimensions of religion as the most effective tool and is owned by all levels of society. Sensitivity and adherence to religion are able to encourage people (Ugamo malim) to adopt a healthy lifestyle. In Ugamo Malim all worship practices and pelean (offerings) are required to be clean and halal. The application of these values and practices is ultimately able to make Ugamo Malim adherents aware of a healthy lifestyle.</p> <p>Keywords: healthy lifestyle, Ugamo Malim, health, inclusiveness</p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/5 RELASI RELIGI, KEKERABATAN DAN UPACARA ADAT SERTA RELEVANSINYA TERHADAP STRUKTUR SOSIO-KOSMIS PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR 2023-07-13T11:30:42+07:00 Harisan Boni Firmando harisanboni.hb98@gmail.com <p><em>This paper aims to see the extent of religious relations, kinship and traditional ceremonies and their relevance to the socio-cosmic structure of the Toba Batak community. This study used a qualitative method with data collection techniques of observation, interviews, document study and focus group discussion (FGD). The results of the research show that the Batak belief in Mulajadi Na Bolon is synthetic in nature, which is reflected in a belief in the totality of various different elements. The three banua are ruled by three gods who in their unity maintain the order of the cosmos. The term used in the totality of the three is called Debata na tolu, sitolu temperature sitolu harajaon. The belief in totality is reflected in the existence of society, namely the totality of the three functional elements called hula-hula, dongan sabutuha and boru. The alliance or totality of these three elements is called Dalihan Na Tolu. The dalihan na tolu kinship system is religious-magical so that it becomes a norm in society that causes people to live in harmony. In general, as a sign of love in various traditional ceremonies, hula-hula are always obliged to bring rice or paddy and ulos (traditional weaving) to boru, in response to the sign of love brought by hula-hula, the boru is obliged to give rights to hula-hula in the form of toddy na tonggi (traditional drink), jambar (slaughtered animal meat), and piso-piso (in the form of material/money).</em></p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama https://gardu.iakntarutung.ac.id/index.php/gardu/article/view/6 FRAGMENTASI GERAKAN SALAFISME DI TIMUR TENGAH DAN INDONESIA 2023-07-25T10:59:34+07:00 Rholand Muary rholandmuary@uinsu.ac.id Puteri Atika puteriatikah1989@gmail.com <p><em>Salafisme merupakan salah satu aliran Islam puritan yang berasal dari Arab Saudi dan tersebar ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Salafisme tersebar melalui peran Muhammad Natsir, pemimpin Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang sebelumnya merupakan pemimpin Partai Masyumi. Melalui DDII, Muhammad Natsir menyalurkan beasiswa untuk para aktivis Islam bersekolah di kampus – kampus yang tersebar di Arab Saudi, Mesir dan Yaman. Para alumni DDII ini kemudian berperan dalam menyebarkan berbagai bentuk aliran Islam di Indonesia, salah satunya Salafisme. Ajaran Salafisme yang puritan dan rigid membuat Salafisme sering dituduh radikal. Beberapa pelaku terorisme diduga terafiliasi dengan jaringan Salafisme Jihadis. Meski demikian, Salafisme juga mengalami fragmentasi, sehingga ajarannya tidak tunggal. Terdapat berbagai bentuk Salafisme yang berkembang di Indonesia saat ini. Dengan menggunakan metode penelitian literatur, tulisan ini ingin menjelaskan fragmentasi gerakan Salafisme di Timur Tengah dan Indonesia. </em></p> <p><em>Kata Kunci : Salafi, Fragmentasi , Gerakan, Timur Tengah</em></p> 2023-11-08T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2023 GARDU : Jurnal Sosiologi Agama